Budak Sapalagapa
mungkin di dalam keterpurukan kami akhir-akhir ini, tersimpan suatu keajaiban di masa yang akan datang.. untuk para junior kami, kami menaruh harapan besar terhadap kalian..karena, di tangan kalian kelak lah sapalagapa berada..jangan biarkan sapalagapa ini menghilang secara perlahan... Lestarilah Alam ku, Lestarilah Sapalagapa ku...!!!
Kamis, 17 Juni 2010
menjelang liburan panjang
kwand.kwand...
seminggu ulangan kenaikan kelas udda terlewati...
seminggu masa remidial juga udda mau abis...
tak kerasa cape nya ya...
padahal musti ngapalin pelajaran yang begitu bejibun nyah,,
blom lage yang eksak...
fisika,
matik,
kimia,
bilogi...
huhhh...
tapi akhirnya bisa terlewati dengan baik...
kita berdoa saja,semoga hasilnya maksimal sesuai sama yang kita inginkan...
secara kan kita uda berusaha semaksimal mungkin...
heheee
amin.amin.amin....
seminggu ulangan kenaikan kelas udda terlewati...
seminggu masa remidial juga udda mau abis...
tak kerasa cape nya ya...
padahal musti ngapalin pelajaran yang begitu bejibun nyah,,
blom lage yang eksak...
fisika,
matik,
kimia,
bilogi...
huhhh...
tapi akhirnya bisa terlewati dengan baik...
kita berdoa saja,semoga hasilnya maksimal sesuai sama yang kita inginkan...
secara kan kita uda berusaha semaksimal mungkin...
heheee
amin.amin.amin....
Kamis, 27 Mei 2010
Something" "
Kawan-kawan ku...
Teringat kah kalian akan masa-masa sulit yang dulu ada?
Dulu kita bisa melewatinya bersama...
Dan sekarang pun saya percaya bahwa kita juga pasti akan bisa melewati masalah-masalah yang ada...
Meski dalam pelaksanaannya akan terasa berat, tapi apabila kita bersama, saya percaya kita pasti bisa...
Tunjukkan kekompakan kita...
Kebersamaan kita...
Keseriusan kita...
Tanggung jawab kita...dan
Rasa memiliki kita terhadap Sapalagapa...
Kawan...
Dulu memang kita sempat beberapa kali terjatuh...
namun itu dulu kan?
Sekarang marilah kita bangkit!!!
Jangan sampai hal yang dulu pernah kita rasakan terjadi pada junior-junior kita nanti...
Ini akan menjadi berat buat kita selaku para senior...Ini merupakan tantangan buat kita...Sekaligus bentuk latihan untuk melihat sejauh mana rasa tanggung jawab kita terhadap sesuatu...
Saya hanya berharap bahwa dengan kebersamaan kita...
Kita bisa membawa Sapalagapa ini menuju arah yang lebih baik lagi...menyongsong dunia yang semakin berat dengan persaingan-persaingan, masalah-masalah yang ada, yang tak terduga...
Keterbukaan, Kejujuran, Rasa saling percaya, Tanggung jawab, Kekompakan, Keseriusan, Kerajinan, Kebersamaan dan rasa memiliki terhadap Sapalagapa semoga tetap ada di hati kita semua, "barudak Sapalagapa"...
Meskipun orang-orang sering melihat sebelah mata terhadap Sapalagapa,,tetapi nanti kita pasti bisa menunjukkan yang terbaik buat semua, buat sekolah kita tercinta SMAN 2 Ciamis...
Salam Lestari....!!!
Teringat kah kalian akan masa-masa sulit yang dulu ada?
Dulu kita bisa melewatinya bersama...
Dan sekarang pun saya percaya bahwa kita juga pasti akan bisa melewati masalah-masalah yang ada...
Meski dalam pelaksanaannya akan terasa berat, tapi apabila kita bersama, saya percaya kita pasti bisa...
Tunjukkan kekompakan kita...
Kebersamaan kita...
Keseriusan kita...
Tanggung jawab kita...dan
Rasa memiliki kita terhadap Sapalagapa...
Kawan...
Dulu memang kita sempat beberapa kali terjatuh...
namun itu dulu kan?
Sekarang marilah kita bangkit!!!
Jangan sampai hal yang dulu pernah kita rasakan terjadi pada junior-junior kita nanti...
Ini akan menjadi berat buat kita selaku para senior...Ini merupakan tantangan buat kita...Sekaligus bentuk latihan untuk melihat sejauh mana rasa tanggung jawab kita terhadap sesuatu...
Saya hanya berharap bahwa dengan kebersamaan kita...
Kita bisa membawa Sapalagapa ini menuju arah yang lebih baik lagi...menyongsong dunia yang semakin berat dengan persaingan-persaingan, masalah-masalah yang ada, yang tak terduga...
Keterbukaan, Kejujuran, Rasa saling percaya, Tanggung jawab, Kekompakan, Keseriusan, Kerajinan, Kebersamaan dan rasa memiliki terhadap Sapalagapa semoga tetap ada di hati kita semua, "barudak Sapalagapa"...
Meskipun orang-orang sering melihat sebelah mata terhadap Sapalagapa,,tetapi nanti kita pasti bisa menunjukkan yang terbaik buat semua, buat sekolah kita tercinta SMAN 2 Ciamis...
Salam Lestari....!!!
Senin, 17 Mei 2010
Materi Intern
1. Nama Organisasi
Sapalagapa (Siswa Pecinta alam galuh Pakuan) didirikan pada tanggal 10 November 1991. Dengan tujuan :
- Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang maha Esa,
- Mengamalkan ilmu kecinta alaman berdasarkan pokok-pokok yang telah ditetapkan,
- Membangun jiwa anggota baik fisik maupun mental, rasa cinta alam, semangat juang tinggi, pantang menyerah, berinisiatif cipta-karsa dan karya,
- Mencerdaskan anggota agar memiliki ilmu yang bermanfaat bagi kehidupannya, khususnya ilmu kecinta alaman.
- Pelindung Organisasi : Kepala Sekolah (bersifat tetap)
- Pembina Organisasi : Guru yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah
- Ketua Umum : Siswa yang dipilih dalam MusPA
Struktur organisasi Sapalagapa sekurang-kurangnya terdiri dari :
- Ketua Umum
- Sekretaris
- Bendahara
Komposisi lainnya dapat ditambahkan sesuai kebutuhan. Setiap anggota Sapalagapa berkewajiban untuk menjunjung tinggi nama dan kehormatan organisasi, memegang teguh anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, norma, etika dan disiplin organisasi PA.
3. Kode Kehormatan Sapalagapa
Ikrar Satya Sapalagapa
Catur Ubaya Satya Sapalagapa
Kami anggota Sapalagapa :
1) Taat serta taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
2) Tanamkan rasa disiplin, patuh pada pimpinan serta menjunjung kehormatan,
3) Menjunjung rasa persaudaraan dan mempererat rasa kekeluargaan antar sesame,
4) Memegang teguh keyakinan, penuh rasa tanggung jawab serta tidak mudah mengenal menyerah.
4. Lambang dan Arti Lambang Organisasi
Lambang terdiri dari :
- Lingkaran : dunia
- Pita merah putih : bendera Negara Indonesia
- SMU Negeri 2 Ciamis : tempat organisasi
- Kujang : pusaka Sunda
- 5 lubang dalam kujang : Pancasila
- Gunung Bongkok : Kabupaten Ciamis
- Benteng : pertahanan
- 10 lubang pada benteng : tanggal berdiri organisasi
- Sapalagapa : nama organisasi
- Panah yang menunjuk ke bawah : ilmu padi
- Warna merah : berani
- Warna kuning : keagungan
- Warna hijau atau hutan rimba : kesuburan
- Warna biru : kewibawaan
- Warna hitam : hukum/ kukuh
- Warna putih : kesucian
5. Mars Sapalagapa
Kami adalah anak pecinta alam
Terhimpun dalam Sapalagapa
Kami siap mengabdi bagi nusa dan bangsa
Sapalagapa tetap jaya !!!
Gunung yang tinggi, akan ku daki
Sungai, hutan dan lembah ku lalui
Kami siap selalu dalam menuntut ilmu
Demi tegaknya pataka kita
Mari tanamkan jiwa satria
Berpedoman pada Pancasila
Pakena kerta bener pakeun najer nanjuritan
Itulah semboyan kita
Merdeka !!!
Terhimpun dalam Sapalagapa
Kami siap mengabdi bagi nusa dan bangsa
Sapalagapa tetap jaya !!!
Gunung yang tinggi, akan ku daki
Sungai, hutan dan lembah ku lalui
Kami siap selalu dalam menuntut ilmu
Demi tegaknya pataka kita
Mari tanamkan jiwa satria
Berpedoman pada Pancasila
Pakena kerta bener pakeun najer nanjuritan
Itulah semboyan kita
Merdeka !!!
Rabu, 12 Mei 2010
Sifat Kepecintaalaman
-Kepecinta Alaman-
Ditinjau dari segi bahasa kata pencinta berarti “orang yang mencintai”, berarti pencinta alam adalah organisasi yang kegiatannya merupakan perwujudan dari rasa cinta terhadap alam yang mengejawantahkan kecintaan terhadap Tuhan.
Untuk menjelaskan arti PA secara definitif tampaknya terlalu panjang, sebab wacana tentang PA selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pada awalnya PA cenderung berkutat pada kegiatan-kegiatan adventure. Yang paling umum adalah mendaki gunung. Sejarah berkembang, kegiatan alam bebaspun semakin banyak macamnya dan tentunya membutuhkan orang-orang yang punya ‘nyali’, sekaligus rasio. Dan akibat tuntutan zaman kegiatan PA-pun semakin variatif. Yang akhirnya memunculkan berbagai macam tipe Pencinta Alam, antara lain:
1. PA yang pengembara,
2. PA yang konservatif,
3. PA yang keilmuan,
4. PA yang sosial, dan
5. PA yang materialistis.
Dari semua tipe PA tersebut diatas, tentunya kita bisa memilih PA bagaimana yang benar-benar mengejawantahkan arti PA itu sendiri dan tetap fleksibel dimanapun dan kapanpun.
Hingga kita tidak lagi memimpikan PA yang rendah hati, tidak takabur terhadap kebanggaan yang ia raih. PA yang mengkhususkan diri mempelajari ilmu-ilmu tersurat dan tersirat di alam serta PA yang mau berkomunikasi dan bersosialisasi dengan suku-suku pedalaman di nusantara. Atau bahkan mengabadikan alam dengan kamera dan goresan-goresan pena-nya, dengan target minimal harus termuat di media massa.
Sifat-sifat alam semesta yang bisa menyatu pada seorang pecinta alam, yaitu:
1. Sifat Matahari (Surya); Matahari mempunyai sifat panas dan penuh energi dan memberi sarana hidup. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana matahari yaitu: dapat memberi semangat, memberi kehidupan dan memberi energi kepada lingkungannya.
2. Sifat Bulan (Candra); Bulan mempunyai wujud indah dan mempunyai kemampuan menerangi dalam kegelapan. Artinya: Bahwa seorang PA harus dapat berfungsi laksana bulan yaitu dapat menyenangkan dan memberi terang dalam kegelapan kepada lingkungannya.
3. Sifat Bintang (Kartika); Bintang mempunyai bentuk yang indah menjadi hiasan di waktu malam yang sunyi, serta mempunyai kemampuan menjadi kompas pedoman bagi mereka yang kehilangan arah. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana bintang yaitu: dapat menjadi contoh tauladan dan dapat menjadi pedoman bagi lingkungannya.
4. Sifat Angin (Bayu); Angin mempunyai sifat mengisi setiap ruang yang kosong walaupun tempat rumit sekalipun. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana angin, yaitu dapat berada dimanapun, melakukan tindakan yang teliti, cermat dan mau turun kelapangan untuk menyelami kehidupan lingkungannya.
5. Sifat Angkasa; Awan dan mendung di angkasa mempunyai sifat menakutkan (wibawa), tetapi sesudah jatuh menjadi air (hujan) dapat menghidupi yang tumbuh. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana angkasa yaitu angker berwibawa, tetapi dalam tindakannya harus bermanfaat bagi kehidupan lingkungannya.
6. Sifat Api (Gegana); Api mempunyai sifat tegak dan sanggup membakar apa saja yang bersentuhan dengannya. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat bertindak adil, mempunyai prinsip, tetap tegak dan tegas tanpa pandang bulu.
7. Sifat Samudera; Samudera mempunyai sifat luas dan rata. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana samudera yaitu, mempunyai pandangan yang luas, rata, sanggup menerima persoalan dan tidak boleh membenci terhadap seseorang.
8. Sifat Bumi; Bumi mempunyai sifat sentosa dan suci. Artinya: bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana bumi yaitu: sentosa budinya dan jujur serta mau memberi anugerah kepada siapa saja yang berjasa.
-Faktor Pendukung yang Mempengaruhi Kelancaran suatu Kegiatan Kepecinta Alaman-
Kategori kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat kegiatan alam terbuka antara lain adalah sebagai berikut :
√ Kemampuan Teknis, kemampuan teknis yang dimaksud disini adalah kemamuan yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan.
√ Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.
√ Kemampuan kemanusiawian, yaitu mengembangkan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan, hal ini mencakup determinasi (kemauan), percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisa dini, kemandirian serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
√ Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu mengembangkan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik .
Keempat kemampuan tersebut tidaklah mudah untuk dikuasai dengan baik, namun perlu diingat bahwa penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan alam terbuka.
Untuk menjelaskan arti PA secara definitif tampaknya terlalu panjang, sebab wacana tentang PA selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pada awalnya PA cenderung berkutat pada kegiatan-kegiatan adventure. Yang paling umum adalah mendaki gunung. Sejarah berkembang, kegiatan alam bebaspun semakin banyak macamnya dan tentunya membutuhkan orang-orang yang punya ‘nyali’, sekaligus rasio. Dan akibat tuntutan zaman kegiatan PA-pun semakin variatif. Yang akhirnya memunculkan berbagai macam tipe Pencinta Alam, antara lain:
1. PA yang pengembara,
2. PA yang konservatif,
3. PA yang keilmuan,
4. PA yang sosial, dan
5. PA yang materialistis.
Dari semua tipe PA tersebut diatas, tentunya kita bisa memilih PA bagaimana yang benar-benar mengejawantahkan arti PA itu sendiri dan tetap fleksibel dimanapun dan kapanpun.
Hingga kita tidak lagi memimpikan PA yang rendah hati, tidak takabur terhadap kebanggaan yang ia raih. PA yang mengkhususkan diri mempelajari ilmu-ilmu tersurat dan tersirat di alam serta PA yang mau berkomunikasi dan bersosialisasi dengan suku-suku pedalaman di nusantara. Atau bahkan mengabadikan alam dengan kamera dan goresan-goresan pena-nya, dengan target minimal harus termuat di media massa.
Sifat-sifat alam semesta yang bisa menyatu pada seorang pecinta alam, yaitu:
1. Sifat Matahari (Surya); Matahari mempunyai sifat panas dan penuh energi dan memberi sarana hidup. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana matahari yaitu: dapat memberi semangat, memberi kehidupan dan memberi energi kepada lingkungannya.
2. Sifat Bulan (Candra); Bulan mempunyai wujud indah dan mempunyai kemampuan menerangi dalam kegelapan. Artinya: Bahwa seorang PA harus dapat berfungsi laksana bulan yaitu dapat menyenangkan dan memberi terang dalam kegelapan kepada lingkungannya.
3. Sifat Bintang (Kartika); Bintang mempunyai bentuk yang indah menjadi hiasan di waktu malam yang sunyi, serta mempunyai kemampuan menjadi kompas pedoman bagi mereka yang kehilangan arah. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana bintang yaitu: dapat menjadi contoh tauladan dan dapat menjadi pedoman bagi lingkungannya.
4. Sifat Angin (Bayu); Angin mempunyai sifat mengisi setiap ruang yang kosong walaupun tempat rumit sekalipun. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana angin, yaitu dapat berada dimanapun, melakukan tindakan yang teliti, cermat dan mau turun kelapangan untuk menyelami kehidupan lingkungannya.
5. Sifat Angkasa; Awan dan mendung di angkasa mempunyai sifat menakutkan (wibawa), tetapi sesudah jatuh menjadi air (hujan) dapat menghidupi yang tumbuh. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana angkasa yaitu angker berwibawa, tetapi dalam tindakannya harus bermanfaat bagi kehidupan lingkungannya.
6. Sifat Api (Gegana); Api mempunyai sifat tegak dan sanggup membakar apa saja yang bersentuhan dengannya. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat bertindak adil, mempunyai prinsip, tetap tegak dan tegas tanpa pandang bulu.
7. Sifat Samudera; Samudera mempunyai sifat luas dan rata. Artinya: Bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana samudera yaitu, mempunyai pandangan yang luas, rata, sanggup menerima persoalan dan tidak boleh membenci terhadap seseorang.
8. Sifat Bumi; Bumi mempunyai sifat sentosa dan suci. Artinya: bahwa setiap PA harus dapat berfungsi laksana bumi yaitu: sentosa budinya dan jujur serta mau memberi anugerah kepada siapa saja yang berjasa.
-Faktor Pendukung yang Mempengaruhi Kelancaran suatu Kegiatan Kepecinta Alaman-
Kategori kemampuan yang diperlukan oleh para penggiat kegiatan alam terbuka antara lain adalah sebagai berikut :
√ Kemampuan Teknis, kemampuan teknis yang dimaksud disini adalah kemamuan yang berhubungan dengan ritme dan keseimbangan gerakan serta efisiensi penggunaan perlengkapan.
√ Kemampuan kebugaran, mencakup kebugaran spesifik yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, kebugaran jantung dan sirkulasinya serta kemampuan pengkondisian tubuh terhadap tekanan lingkungan alam.
√ Kemampuan kemanusiawian, yaitu mengembangkan sikap positif ke segala aspek untuk meningkatkan kemampuan, hal ini mencakup determinasi (kemauan), percaya diri, kesabaran, konsentrasi, analisa dini, kemandirian serta kemampuan untuk memimpin dan dipimpin.
√ Kemampuan pemahaman lingkungan, yaitu mengembangkan kewaspadaan terhadap bahaya dari lingkungan yang spesifik .
Keempat kemampuan tersebut tidaklah mudah untuk dikuasai dengan baik, namun perlu diingat bahwa penguasaan kemampuan tersebut sangat diperlukan dalam kegiatan alam terbuka.
Kode Etik
KODE ETIK PECINTA ALAM INDONESIA
“ PECINTA ALAM INDONESIA SADAR BAHWA ALAM BESERTA ISINYA ADALAH CIPTAAN TUHAN YANG MAHA ESA ““PECINTA ALAM INDONESIA SEBAGAI BAGIAN DARI MASYARAKAT INDONESIA
SADAR AKAN TANGGUNG JAWAB KAMI KEPADA TUHAN, BANGSA DAN TANAH AIR ”
” PECINTA LAM INDONESIA SADAR BAHWA PECINTA ALAM ADALAH SEBAGAI MAKHLUK YANG MENCINTAI ALAM SEBAGAI ANUGERAH TUHAN YANG MAHA ESA “
Sesuai dengan hakekat diatas kami dengan kesadaran menyatakan :
1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggnakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya.
3. Mengabdi kepada Bangsa dan Tanah Air.
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya.
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, Bangsa dan Tanah air.
7. Selesai.
Disyahkan bersama dalam
GLADIAN IV – 1974 Di Ujungpandang
Jumat, 30 April 2010
Navigasi Darat
Pada prinsipnya navigasi adalah cara/ teknik menentukan arah dan posisi, yaitu arah yang akan dituju dan posisi keberadaan navigator berada dimedan sebenarnya yang di proyeksikan pada peta. Kemampuan ini sangat bermanfaaat sekali bagi para penggemar kegiatan alam bebas, karena pengetahuan tentang navigasi darat ini merupakan bekal yang sangat penting bagi kita untuk melakukan kegiatan di alam bebas. Dengan kemampuan ini dapat mempermudah kita untuk melakukan perjalanan ke daerah yang belum kita kenal sama sekali.
A. Beberapa Media Navigasi Darat1. Peta
Peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau keseluruhan permukaan bumi yang dilihat dari atas, kemudian diperbesar atau diperkecil dengan perbandingan tertentu. Dalam navigasi darat digunakan peta topografi. Peta ini memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis kontur.
Beberapa unsur yang bisa dilihat dalam peta :
√ Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
√ Nomor peta; selain sebagai nomor registrasi dari badan pembuat, kita bisa menggunakannya sebagai petunjuk jika kelak kita akan mencari sebuah peta√ Judul peta; biasanya terdapat di atas, menunjukkan letak peta
√ Koordinat peta; penjelasannya dapat dilihat dalam sub berikutnya
√ Kontur; adalah merupakan garis khayal yang menghubungkan titik titik yang berketinggian sama diatas permukaan laut.√ Skala peta; adalah perbandingan antara jarak peta dan jarak horizontal dilapangan. Ada dua macam skala yakni skala angka (ditunjukkan dalam angka, misalkan 1:25.000, satu senti dipeta sama dengan 25.000 cm atau 250 meter di keadaan yang sebenarnya), dan skala garis (biasanya di peta skala garis berada dibawah skala angka).
√ Legenda peta ; adalah simbol-simbol yang dipakai dalam peta tersebut, dibuat untuk memudahkan pembaca menganalisa peta.
2. Koordinat
Peta Topografi selalu dibagi dalam kotak-kotak untuk membantu menentukan posisi dipeta dalam hitungan koordinat. Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Secara teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat. Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
√ Koordinat Geografis (Geographical Coordinate) ; Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit dan detik. Pada peta Bakosurtanal, biasanya menggunakan koordinat geografis sebagai koordinat utama. Pada peta ini, satu kotak (atau sering disebut satu karvak) lebarnya adalah 3.7 cm. Pada skala 1:25.000, satu karvak sama dengan 30 detik (30"), dan pada peta skala 1:50.000, satu karvak sama dengan 1 menit (60").
√ Koordinat Grid (Grid Coordinate atau UTM) ; Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak setiap titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan berada disebelah barat Jakarta (60 LU, 980 BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan horizontal dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran 4 angka, 6 angka dan 8 angka. Pada peta AMS, biasanya menggunakan koordinat grid. Satu karvak sebanding dengan 2 cm. Karena itu untuk penentuan koordinat koordinat grid 4 angka, dapat langsung ditentukan. Penentuan koordinat grid 6 angka, satu karvak dibagi terlebih dahulu menjadi 10 bagian (per 2 mm). Sedangkan penentuan koordinat grid 8 angka dibagi menjadi sepuluh bagian (per 1 mm).
3. Analisa Peta
Salah satu faktor yang sangat penting dalam navigasi darat adalah analisa peta. Dengan satu peta, kita diharapkan dapat memperoleh informasi sebanyak-banyaknya tentang keadaan medan sebenarnya, meskipun kita belum pernah mendatangi daerah di peta tersebut.
√ Unsur dasar peta ; Untuk dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya, pertama kali kita harus cek informasi dasar di peta tersebut, seperti judul peta, tahun peta itu dibuat, legenda peta dan sebagainya. Disamping itu juga bisa dianalisa ketinggian suatu titik (berdasarkan pemahaman tentang kontur), sehingga bisa diperkirakan cuaca, dan vegetasinya.
√ Mengenal tanda medan ; Disamping tanda pengenal yang terdapat dalam legenda peta, kita dapat menganalisa peta topografi berdasarkan bentuk kontur. Beberapa ciri kontur yang perlu dipahami sebelum menganalisa tanda medan :
√ Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
√ Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
√ Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
√ Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
√ Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
√ Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
√ Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
√ Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
√ Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
√ Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
√ Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
√ Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.
4. KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.
√ Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
√ Antar kontur tidak akan saling berpotongan
√ Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
√ Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
√ Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
√ Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
5. Kompas

√ Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
√ Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat.
Arah Kompas
√ Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
√ Masjid selalu menghadap ke kiblat
√ Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari
√ Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna., dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia. *(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti.
6. Azimuth - Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
Jika Azimuth < azimuthnya =" Azimuth">180° maka Back Azimuthnya = Azimuth - 180°
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
√ Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
√ Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
√ Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
√ Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
√ Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
7. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
√ Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
√ Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
√ Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
√ Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
√ Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti. Langkah-langkah melakukan resection:
√ Lakukan orientasi peta
√ Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
√ Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
√ Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
√ Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
√ Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta
√ Lakukan orientasi peta
√ Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
√ Bidik obyek yang kita amati
√ Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
√ Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
√ Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
8. Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
√ Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
√ Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
√ Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
√ Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
√ Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
Beberapa manfaat penampang lintasan :
√ Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
√ Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
√ Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
√ Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
√ Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
√ Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
√ Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
√ Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
√ Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
√ Antara garis kontur satu dengan yang lainnya tidak pernah saling berpotongan
√ Garis yang berketinggian lebih rendah selalu mengelilingi garis yang berketinggian lebih tinggi, kecuali diberi keterangan secara khusus, misalnya kawah
√ Beda ketinggian antar kontur adalah tetap meskipun kerapatan berubah-ubah
√ Daerah datar mempunyai kontur jarang-jarang sedangkan daerah terjal mempunyai kontur rapat.
Beberapa tanda medan yang dapat dikenal dalam peta topografi:
√ Puncak bukit atau gunung biasanya berbentuk lingkaran kecil, tertelak ditengah-tengah lingkaran kontur lainnya.
√ Punggungan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk U yang ujungnya melengkung menjauhi puncak
√ Lembahan terlihat sebagai rangkaian kontur berbentuk V yang ujungnya tajam menjorok kepuncak. Kontur lembahan biasanya rapat.
√ Saddle, daerah rendah dan sempit diantara dua ketinggian
√ Pass, merupakan celah memanjang yang membelah suatu ketinggian
√ Sungai, terlihat dipeta sebagai garis yang memotong rangkaian kontur, biasanya ada di lembahan, dan namanya tertera mengikuti alur sungai. Dalam membaca alur sungai ini harap diperhatikan lembahan curam, kelokan-kelokan dan arah aliran.
√ Bila peta daerah pantai, muara sungai merupakan tanda medan yang sangat jelas, begitu pula pulau-pulau kecil, tanjung dan teluk
√ Pengertian akan tanda medan ini mutlak diperlukan, sebagai asumsi awal dalam menyusun perencanaan perjalanan.
4. KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.
√ Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
√ Antar kontur tidak akan saling berpotongan
√ Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
√ Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
√ Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
√ Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
5. Kompas

- Jenis Kompas
√ Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
√ Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik
Dalam memilih kompas, harus berdasarkan penggunaannya. Namun secara umum, kompas yang baik adalah kompas yang jarumnya dapat menunjukkan arah utara secara konsisten dan tidak bergoyang-goyang dalam waktu lama. Bahan dari badan kompas pun perlu diperhatikan harus dari bahan yang kuat/tahan banting mengingat kompas merupakan salah satu unsur vital dalam navigasi darat.
- CARA PEMAKAIN KOMPAS
- BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR
Arah Kompas
√ Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
√ Masjid selalu menghadap ke kiblat
√ Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari
√ Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.
- GPS

GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna., dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia. *(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti.
6. Azimuth - Back Azimuth
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
Jika Azimuth < azimuthnya =" Azimuth">180° maka Back Azimuthnya = Azimuth - 180°
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
√ Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
√ Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
√ Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
√ Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
√ Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
7. Orientasi Peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (atau dengan kata lain menyamakan utara peta dengan utara sebenarnya). Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa dll. Jadi minimal anda tahu secara kasar posisi anda dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan anda bahwa perkiraan posisi anda dipeta adalah benar. Langkah-langkah orientasi peta:
√ Usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok.
√ Siapkan kompas dan peta anda, letakkan pada bidang datar
√ Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai dengan arah medan sebenarnya
√ Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tanda-tanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan
√ Ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya. Ingat hal-hal khas dari tanda medan.
Jika anda sudah lakukan itu semua, maka anda sudah mempunyai perkiraan secara kasar, dimana posisi anda di peta. Untuk memastikan posisi anda secara akurat, dipakailah metode resection.
- Resection
Tidak setiap tanda medan harus dibidik, minimal dua, tapi posisinya sudah pasti. Langkah-langkah melakukan resection:
√ Lakukan orientasi peta
√ Cari tanda medan yang mudah dikenali di lapangan dan di peta, minimal 2 buah
√ Dengan busur dan penggaris, buat salib sumbu pada tanda-tanda medan tersebut (untuk alat tulis paling ideal menggunakan pensil mekanik-B2).
√ Bidik tanda-tanda medan tersebut dari posisi kita dengan menggunakan kompas bidik. Kompas orienteering dapat digunakan, namun kurang akurat.
√ Pindahkan sudut back azimuth bidikan yang didapat ke peta dan hitung sudut pelurusnya. Lakukan ini pada setiap tanda medan yang dijadikan sebagai titik acuan.
√ Perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita dipeta
- Intersection
√ Lakukan orientasi peta
√ Lakukan resection untuk memastikan posisi kita di peta.
√ Bidik obyek yang kita amati
√ Pindahkan sudut yang didapat ke dalam peta
√ Bergerak ke posisi lain dan pastikan posisi tersebut di peta. Lakukan langkah 1-3
√ Perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
8. Merencanakan Jalur Lintasan
Dalam navigasi darat tingkat lanjut, kita diharapkan dapat menyusun perencanaan jalur lintasan dalam sebuah medan perjalanan. Sebagai contoh anda misalnya ingin pergi ke suatu gunung, tapi dengan menggunakan jalur sendiri.
Penyusunan jalur ini dibutuhkan kepekaan yang tinggi, dalam menafsirkan sebuah peta topografi, mengumpulkan data dan informasi dan mengolahnya sehingga anda dapat menyusun sebuah perencanaan perjalanan yang matang. Dalam proses perjalanan secara keseluruhan, mulai dari transportasi sampai pembiayaan, disini kita akan membahas khusus tentang perencanaan pembuatan medan lintasan. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum anda memplot jalur lintasan.
Pertama, anda harus membekali dulu kemampuan untuk membaca peta, kemampuan untuk menafsirkan tanda-tanda medan yang tertera di peta, dan kemampuan dasar navigasi darat lain seperti resection, intersection, azimuth back azimuth, pengetahuan tentang peta kompas, dan sebagainya, minimal sebagaimana yang tercantum dalam bagian sebelum ini.
Kedua, selain informasi yang tertera dipeta, akan lebih membantu dalam perencanaan jika anda punya informasi tambahan lain tentang medan lintasan yang akan anda plot. Misalnya keterangan rekan yang pernah melewati medan tersebut, kondisi medan, vegetasi dan airnya. Semakin banyak informasi awal yang anda dapat, semakin matang rencana anda.
Tentang jalurnya sendiri, ada beberapa macam jalur lintasan yang akan kita buat. Pertama adalah tipe garis lurus, yakni jalur lintasan berupa garis yang ditarik lurus antara titik awal dan titik akhir. Kedua, tipe garis lurus dengan titik belok, yakni jalur lintasan masih berupa garis lurus, tapi lebih fleksibel karena pada titik-titik tertentu kita berbelok dengan menyesuaian kondisi medan. Yang ketiga dengan guide/patokan tanda medan tertentu, misalnya guide punggungan/guide lembahan/guide sungai. Jalur ini lebih fleksibel karena tidak lurus benar, tapi menyesuaikan kondisi medan, dengan tetap berpatokan tanda medan tertentu sebagai petokan pergerakannya.
Untuk membuat jalur lintasan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
√ Usahakan titik awal dan titik akhir adalah tanda medan yang ekstrim, dan memungkinkan untuk resection dari titik-titik tersebut.
√ Titik awal harus mudah dicapai/gampang aksesnya
√ Disepanjang jalur lintasan harus ada tanda medan yang memadai untuk dijadikan sebagai patokan, sehingga dalam perjalanan nanti anda dapat menentukan posisi anda di peta sesering mungkin.
√ Dalam menentukan jalur lintasan, perhatikan kebutuhan air, kecepatan pergerakan vegetasi yang berada dijalur lintasan, serta kondisi medan lintasan. Anda harus bisa memperkirakan hari ke berapa akan menemukan air, hari ke berapa medannya berupa tanjakan terjal dan sebagainya.
√ Mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan, usahakan untuk selalu berdiskusi dengan regu atau dengan orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut sehingga resiko bisa diminimalkan.
- Penampang Lintasan
Beberapa manfaat penampang lintasan :
√ Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan perjalanan
√ Memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi keterjalan dan kecuraman medan
√ Dapat mengetahui titik-titik ketinggian dan jarak dari tanda medan tertentu
√ Untuk menyusun penampang lintasan biasanya menggunakan kertas milimeter block, guna menambah akurasi penerjemahan dari peta topografi ke penampang.
Langkah-langkah membuat penampang lintasan:
√ Siapkan peta yang sudah diplot, kertas milimeter blok, pensil mekanik/pensil biasa yang runcing, penggaris dan penghapus
√ Buatlah sumbu x, dan y. sumbu x mewakili jarak, dengan satuan rata-rata jarak dari lintasan yang anda buat. Misal meter atau kilometer. Sumbu y mewakili ketinggian, dengan satuan mdpl (meter diatas permukaan laut). Angkanya bisa dimulai dari titik terendah atau dibawahnya dan diakhiri titik tertinggi atau diatasnya.
√ Tempatkan titik awal di sumbu x=0 dan sumbu y sesuai dengan ketinggian titik tersebut. Lalu peda perubahan kontur berikutnya, buatlah satu titik lagi, dengan jarak dan ketinggian sesuai dengan perubahan kontur pada jalur yang sudah anda buat. Demikian seterusnya hingga titik akhir.
√ Perubahan satu kontur diwakili oleh satu titik. Titik-titik tersebut dihubungkan sat sama lainnya hingga membentuk penampang berupa garis menanjak, turun dan mendatar.
√ Tembahkan keterangan pada tanda-tanda medan tertentu, misalkan nama-nama sungai, puncakan dan titik-titik aktivitas anda (biasanya berupa titik bivak dan titik istirahat), ataupun tanda medan lainnya. Tambahan informasi tentang vegetasi pada setiap lintasan, dan skala penampang akan lebih membantu pembaca dalam menggunakan penampang yang telah dibuat.
Langganan:
Postingan (Atom)